Trans Sumatra, Ruas Tol Medan-Tebing Tinggi Bisa Digarap Duluan

Bisnis.com, MEDAN - Pembangunan jalan tol Medan-Tebing Tinggi dinilai lebih siap dibandingkan dengan ruas tol Medan-Binjai sebagai bagian dari megaproyek jalan tol trans Sumatra.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional ( BBPJN) I Kementerian Pekerjaan Umum Wijaya Seta mengatakan penugasan BUMN untuk menggarap proyek tol Medan-Binjai belum dapat dilakukan. Pasalnya, masih terkendala banyak hal, termasuk penerbitaan PP, permodalan, pentapan trase, dan penolakan banyak pihak terkait dengan penugasan BUMN..

Untuk itu, dia menilai dengan berbagai kendala yang dihadapi tersebut, maka pembangunan jalan tol yang paling siap adalah ruas Medan-Tebing Tinggi. 

"Ruas Medan-Kuala Namu akan ditangani oleh pemerintah, sedangkan Kuala Namu-Tebing Tinggi nanti dilelang," ungkapnya kepada Bisnis, Sabtu (13/7/2013).

Pemerintah memastikan proses pembangunan jalan tol trans Sumatra tahap pertama dengan estimasi nilai total mencapai Rp31,5 triliun akan dimulai pada akhir 2013. Pemerintah memutuskan segera merealisasian pembangunan jalan tol trans-Sumatera yang terdiri dari 23 ruas.
Pembangunan akan dilakukan dalam beberapa tahap dengan perkiraan gound breaking tahap pertama pada September atau Oktober 2013.

Untuk tahap I akan dibangun empat ruas tol yang terdiri dari ruas Medan-Binjai sepanjang 16,8 km dengan estimasi total biaya investasi sekitar Rp2 triliun, ruas Pekanbaru-Dumai 135 km dengan investasi Rp14,7 triliun, Palembang-Indralaya dengan panjang 22 km dengan biaya mencapai Rp1 triliun dan Bahauheni-Terbanggi Besar sepanjang 150 km serta investasi sekitar Rp13,8 triliun.

Pengerjaan proyek tahap pertama jalan tol trans Sumatra akan ditangani oleh BUMN yang 100% sahamnya dimiliki oleh negara. Rencananya, PT Hutama Karya akan ditugaskan untuk menangani proyek jalan tol Medan-Binjai setelah peraturan presiden diteken.

Hingga kini pembebasan lahan untuk ruas Kuala Namu-Tebing Tinggi mencapai 73%. Agar dapat dilelang, pembebasan lahan harus mencapai minimum 75%, sehingga masih tersisa 2% lahan yang harus segera dibebaskan.

Lahan 2% tersebut dinilai lebih sulit untuk dibebaskan, karena dimiliki oleh masyarakat. Sebanyak 73% lahan yang telah dibebaskan adalam milik BUMN Perkebunan, sehingga mudah untuk dibebaskan. Pembebasan lahan akan selesai pada akhir Agustus 2013 sehingga dapat langsung dilelang.

Dia menegaskan proyek ruas tol Medan-Tebing Tinggi bukanlah bagian dari rencana Menteri BUMN Dahlan Iskan. Namun, nantinya proyek ini  tetap menjadi bagian dari trans-Sumatra.

"Ini bagian dari rencana Kementerian Pekerjaan Umum, kan ada juga rencana untuk trans-Sumatra yakni Medan-Tebing Tinggi dan Medan-Binjai," paparnya.

Saat ini, pembangunan ruas tol Medan-Binjai sudah memasuki pembentukan tim khusus untuk pembebasan lahan. Namun, dia belum dapat memastikan kapan tim tersebut mulai bekerja sehingga belum ada kepastian proses pengerjaan proyeknya.

Sementara untuk ruas Medan-Tebing Tinggi sudah mencapai penetapan trase dan pembebasan lahan sedang berjalan. Diprkirakan untuk konstruksi ruas tol Medan-Kuala Namu akan memakan waktu 900 hari yang telah dimulai sejak awal 2013.

Pembangunan ruas tol Kuala Namu-Tebing Tinggi juga diperkirakan akan memakan waktu 900 hari. Pengerjaan itu akan lebih cepat dari target waktu yang ditetapkan apabila pembebasan lahan sudah terpenuhi seluruhnya.

"Medan-Kuala Namu itu ada yang belum bebas lahannya, jadi agak telat. Di Serdang Bedagai saya yakin lebih cepat pembebasan lahannya. Semua pihak mendukung termasuk masyarakat, tidak seperti di Deliserdang, kan daerahnya sudah menjadi daerah sub-urban, dimana-mana daerah-daerah seperti itu lebih sulit," jelasnya.

0 komentar:

Copyright © 2012 Raun-raun Medan