Pertolongan Pertama Untuk Kejadian Darurat

Tak dapat dipungkiri bahwa banyak kondisi darurat yang bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Oleh sebab itu, tak ada salahnya kita memahami cara-cara penanganan pertama agar dapat membantu menstabilkan kondisi pasien sampai ambulans tiba. Dikutip dari News Max Health, Senin (24/3/2014), berikut penanganan pertama yang perlu Anda pahami terhadap 5 situasi darurat tertentu:
1. Tersedak
Jika seseorang tampak tersedak dan tidak dapat berbicara, kepal tangan Anda dan berikan dorongan di antara tulang belikatnya. Jika tindakan tersebut tidak berhasil, lakukan gerakan Heimlich: Tempatkan posisi Anda di belakang pasien, peluk dan kepalkan kedua tangan Anda di atas pusarnya. Kemudian berikan daya dorong ke arah atas perut dengan cepat, sebab jika hanya menekan perut maka tidak akan berhasil.
Daya dorong ini diharapkan dapat melepaskan udara dari paru-paru ke tenggorokan dan memaksa keluar makanan atau benda asing lain penyebab tersedak. Gerakan ini dapat diulang beberapa kali jika benda asing tersebut belum keluar. Namun sebaiknya jangan lakukan gerakan ini jika orang tersebut masih dapat berbicara atau batuk. Perhatikan juga jika Anda melakukan gerakan ini pada anak berusia kurang dari setahun. Usahakan tidak terlalu menekan agar tak menimbulkan cedera lanjutan.
2. Serangan jantung
Jeffrey Pellegrino, anggota Red Cross Advisory Council, sekaligus pengajar kegawatdaruratan di Kent State University, menyebutkan bahwa gejala serangan jantung dapat bervariasi pada setiap orang. Oleh sebab itu, cara terbaik untuk mengetahui secara pasti kondisinya adalah dengan meminta mereka menyebutkan apa yang mereka rasakan, seperti misalnya nyeri, mual, atau adanya tekanan pada leher dan lengan. Segera hubungi ambulans.
Sembari menunggu bantuan ambulans datang, lakukan CPR (cardiopulminary resuscitation). CPR diyakini dapat membantu sirkulasi dan membuka jalan pernapasan yang menyempit atau tertutup. Namun yakinkan pasien tak sadar dengan meraba nadi. Untuk pertolongan gawat darurat bagi pasien serangan jantung yang masih sadar bisa dengan diminta stop beraktivitas dan berikan obat pengencer darah, misal aspirin.
Tahap-tahap teknik CPR adalah pelaksanaan kompresi dada, kemudian airway (dibaringkan di atas tempat yang datar demi buka jalan napas), dan kemudian pernapasan buatan melalui mulut maupun kantung pernapasan
3. Kejang
Sebagian besar kejang berlangsung selama satu atau dua menit, sehingga hal yang paling penting adalah memantau keselamatan pasien dan memastikan mereka tidak melukai diri sendiri akibat sebagai otot-otot mereka kejang. Segera hubungi ambulans dan jauhkan pasien dari berbagai macam benda di sekitarnya.
4. Pendarahan
Dalam 95 persen kasus, menekan luka secara langsung dengan kain bersih akan menghentikan pendarahan. Jika perlu, gunakan pakaian yang ada. Penggunaan tourniquet juga bisa dilakukan jika volume darah yang keluar cukup banyak dan mengancam nyawa pasien. Gunakan sabuk atau ikat pinggang untuk 'mengunci' aliran darah, tempatkan tourniquet di antara luka dan jantung. Jangan lupa untuk segera hubungi ambulans.
5. Jatuh
Jika pasien berada dalam kondisi cukup parah dan tidak bisa bangun, hubungi ambulans. "Hati-hati, Anda juga harus memperhatikan keselamatan Anda sendiri untuk menyelamatkan orang lain. Jika pasien mengalami kecelakaan ditabrak mobil dan tergeletak di jalan, maka langkah pertama Anda adalah menghentikan kendaraan berikutnya untuk menjadi penghalang. Setelah itu, mintalah bantuan pengemudi untuk menelepon ambulans.  "Jika korban tidak sadar, terapkan pemerikan (airways, breathing, circulation) yaitu periksa saluran pernapasan, kemampuan bernapas dan sirkulasi. Jika perlu, lakukan CPR sampai bantuan ambulans tiba.

0 komentar:

Copyright © 2012 Raun-raun Medan